Senin, 06 September 2010

TRADISI MALAM PASANG LAMPU (TUMBILOTOHE) DI GORONTALO

Siang itu Handphoneku berbunyi. Kulihat ada SMS yang masuk.

“ Erick,,keren bgt mmg ku lihat terangx Gorontalo..td di TV disiarkan..wwwuuuuooowww wonderfull...."

Begitulah SMS yang dikirimkan temanku dari Makassar yang tidak lain adalah teman kampusku. Teringat aku sebelum comeback ke kampungku Gorontalo, teman-temanku sempat bertanya :

“ Rick, kamu pulang kampung yach Lebaran tahun ini?”..

"Yuuupz friend, Lebaran khan momen yang tepat untuk saling bermaaf-maafan dengan Orang tua,Saudara,keluarga dan silaturrahmi bareng teman-teman dikampung,lagian daerahku 3 hari menjelang lebaran bakalan jadi Kota Hongkong dengan kerlap-kerlip lampu yang menghiasi kota" Jawabku.

Temanku yang mendengarkan mengerutkan keningnya dan bertanya :
" Maksud loe Kotamu jadi Kota Hongkong ???”

"Hehehehehe...maksudnya gini friend, setiap 3 hari menjelang lebaran di daerahku ada tradisi yang namanya malam pasang lampu, dalam bahasa Gorontalo "TUMBILOTOHE”. Tradisi ini dilaksanakan menerangi jalan-jalan dengan lampu minyak yg terbuat dari botol atau kaleng bekas yang bagian penutupnya diberi sumbu.

”Bukan hanya itu saja Sawah,jembatan,ama sungai di rubah dan dihiasi dengan lampu..makanya kata orang kalau dilihat dari atas pesawat atau dari atas pegunungan kayak Kota Hongkong di malam hari penuh dengan pernak-pernik lampu”Sembari ku menjelaskan dengan penuh semangat kayak pemandu wisata..”

Ooo...mantaf itu,jadi kepingin datang kesana lihat Malam pasang lampu di Gorontalo”kata temanku.

”Hehehehehe...Kalau begitu barengan aku aja,besok aku pulang ke Gorontalo”jawabku sambil bercanda.

”Hahahahaha...gak friend,aku juga balik ke kampung juga nih.Insya Allah kalau ada rejeki aku kesana.Nanti aku lihat di TV aja beritanya...siapa tau disiarkan di TV !!!”..”

Tentu friend,BTW mohon maaf lahir bathin yach aku balik besok ke Gorontalo”Jawabku sambilku menjabat tangan temanku.

”Iya...sama-sama,maaf lahir bathin”jawab temanku.

Itulah sepenggal ceritaku dengan teman-teman kampusku di Makassar.Bercerita tentang tradisi TUMBILOTOHE. Tumbilotohe merupakan tradisi masyarakat daerah Gorontalo pada 3 malam terakhir bulan puasa ramadhan. Tradisi ini telah berlangsung selama ratusan tahun sejak abad XV.Tumbilotohe sesuai dengan namanya "tumbilo”(pasang)" dan "tohe”(lampu), yaitu acara menyalakan lampu. Lampu yg digunakan sekarang adalah lampu minyak (minyak tanah) yg umumnya terbuat dari botol atau kaleng bekas yg bagian tutupnya dipasangi sumbu. Sumbu yg dipakai adalah sumbu kompor (kompor minyak). Konon zaman dulu katanya pake damar, trus ganti jadi minyak kelapa, sekarang minyak tanah(menurut sejarah daerah).

Keingat dulu waktu tahun 2007 Gorontalo mencatatkan sejarahnya lewat Rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) dalam Festival Tumbilotohe karena lima juta lampu yang dipasang warga menyemarakkan tradisi tersebut.Warga memasang Lampu di depan rumah, di pagar, maupun di pinggir jalan mirip jemuran. Jumlahnya pun beragam, tergantung luas halaman rumah & luas dompet pemilik rumah he..he..he(uang buat beli minyak + lampunya). Kalo ada sponsor-nya jangankan halaman rumah, sungai dan sawah pun dipasangi lampu. Anda bisa bayangkan kalo sawah satu hektar dipasangi lampu tiap 1 meter berarti ada 100 ribu lampu. Tapi anda akan melihat seakan2 ada 200ribu lampu karna ada 100 ribu bayangan lampu di permukaan air (sawah kan ada air-nya) .
Ada beragam versi mengenai latar belakang tradisi ini. Ada yg bilang menyambut malam lailatul qadar supaya orang kagak tidur, tapi beribadah. Ada yang bilang menyambut idul fitri,dan ada pula yang bilang untuk menerangi jalan-jalan bagi orang-orang yang pergi menuju ke surau atau mesjid untuk sholat. Apapun alasan-nya, kita pandang saja sebagai "budaya orang gorontalo".(soalnya kalo dikait-kaitkan dengan agama nanti jadi bid`ah)

Tradisi turun temurun ini menjadi ajang hiburan masyarakat setempat. Malam tumbilotohe benar-benar ramai, bisa di bilang festival paling ramai di gorontalo. Apalagi festival tumbilotohe dilombakan oleh pihak Pemprov dan pemda setempat wah makin ramai tuh. Bayangin aja,dari ujung Pohuwato sampe ujung Bonebolango dihiasi dengan lampu.Kayak Kota Hongkong yach.....!!!

Biasanya tradisi yang menjadi wisata daerah setahun sekali ini dimanfaatkan Warga sekitar untuk jalan-jalan sekitar kampung kadang-kadang naik sepeda,motor atau numpang mobil orang untuk ikut menyaksikan "ilumination" di kampung sebelah, bahkan sampe di kota.Biasanya Kota jadi sasaran warga kampung untuk melihat model dan warna-warni dari bentuk festival.Akibatnya Kota kayak jadi Kota Jakarta.Macetnya minta ampuuunnn...belum lagi warga yang mau berbelanja menghadapi lebaran di Toko-toko maupun pasar senggol yang notabenenya jadi tradisi tiap tahun.Wuuuiiihh...Benar-benar luar biasa dan biasanya pulang bawa hadiah pakaian sedikit bernuansa hitam berkat asap lampu minyak dan knalpot kenderaan kalau anda mengupil (maaf kurang sopan) anda bisa menyaksikan hitam-nya lubang hidung anda he..he..he... (polusi udara yg dimaafkan dan disukai).

Nah...buat teman-teman,saudara/i N warga Gorontalo selamat menikmati Malam Pasang lampu(TUMBILOTOHE).Semoga tradisi ini bisa mempererat ukhuwah insaniah dan ukhuwah islamiyah diantara kita.Amin...

Dan tidak lupa saya Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H...Mohon maaf Lahir bathin.Maafkan atas segala khilaf dan kata-kata atau kalimat dirubik atau edisi info sebelumnya yang menyinggung hati dan perasaan kita semua..karena kesalahan itu datang dari kita sebagai makhluk yang tidak sempurna dan kesempurnaan itu dari Allah SWT...

Sampai bertemu di edisi info berikutnya.

Wassalam...

Ditulis oleh : risvie.erick@yahoo.co.id or www.perispantulu.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ASSALAMU ALAIKUM WARRAHMATULLAHI WABARAKATUHU.........

TENTANG HARI INI

BUKU TAMU


Mau bersahabat dengan aku lewat Facebook ?
Click aja disini---> risvie.erick@yahoo.co.id